Welcome To My BLOG

Kamis, 10 Januari 2019

4 Tip Negosiasi Minta Kenaikan Gaji untuk Pekerja Startup

Menurut survei dari Paysa, alasan utama mengapa para karyawan berumur 18 hingga 35 tahun takut meminta kenaikan gaji adalah kurang percaya diri mengenai performa masing-masing. Padahal, survei yang sama menemukan bahwa 59 persen manajer merasa terbuka jika karyawannya bernegosiasi gaji lebih dari satu kali setahun. Negosiasi gaji tidak perlu menjadi hal yang menakutkan jika kamu mengetahui cara yang efektif.
Jika kamu terbiasa dengan strategi negosiasi gaji di perusahaan konvensional (bukan startup), ada beberapa hal lain yang kamu harus perhatikan. Berikut adalah beberapa saran yang bisa kamu terapkan jika ingin bergabung, atau sedang bekerja, dengan sebuah startup dan ingin angka gaji lebih tinggi.

Pahami perbedaan gaji di startup dan perusahaan konvensional

Jika baru pertama kali bekerja di startup, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah mengubah cara pandang terhadap gaji. Dinamika karier dan skema gaji di startup sering kali berbeda dengan perusahaan konvensional. Anggapan yang kamu punya selama ini belum tentu berlaku di startup.
Contohnya, beberapa startupterutama yang masih mencari pendanaanmenawarkan besaran gaji lebih rendah dari yang mungkin kamu biasa temui di perusahaan lain. Sebelum menilai angka tersebut, tanyakan pada dirimu sendiri, apa saja keuntungan yang bisa saya dapatkan selain gaji pokok? Kamu harus putuskan jika keuntungan tambahan, seperti jam kerja fleksibel atau opsi kerja dari rumah, kira-kira sepadan dengan potensi gaji lebih rendah.
Contoh lain, beberapa startup menawarkan ekuitas atau persentase kepemilikan dalam perusahaan tersebut. Mereka mengajak kamu untuk ikut bertaruh dalam membangun perusahaan demi potensi keuntungan yang besar. Coba pertimbangkan opsi ini jika kamu belum punya banyak tanggungan, serta cukup percaya dengan masa depan startup tersebut.
Bukan berarti gaji di startup pasti lebih rendah dari perusahaan konvensional. Beberapa startup justru menerapkan strategi sebaliknya, yaitu menawarkan gaji lebih tinggi dibanding posisi serupa pada perusahaan biasa.
Seiring startup berekspansi dan mempekerjakan lebih banyak orang, mereka biasanya mengurangi tawaran opsi kompensasi melalui ekuitas. Namun, startup selalu memerlukan talenta berpengalaman yang bersedia bertaruh ke perusahaan dengan risiko tinggi. Dalam tahap ini, salah satu opsi strategi untuk menarik talenta adalah gaji kompetitif dibanding perusahaan konvensional.

Cari besaran gaji sesuai kondisi startup

Startup bisa menawarkan jangkauan gaji berbeda-beda, sehingga kamu sebaiknya tidak terburu-buru mematok angka tertentu. Sebelum menargetkan angka gaji, kamu harus menilai kondisi dan prospek startup tersebut lebih dahulu. Tidak ada gunanya mencari angka tinggi jika startup kamu tidak mampu memberikannya!
Baik dalam proses bergabung maupun ketika kamu sudah bekerja di sebuah startup, kamu harus mengenali perusahaan semaksimal mungkin. Kondisi startup tempat kamu bekerja kamu penting untuk diketahui, meski kamu tidak bekerja di posisi yang berhubungan langsung dengan pengembangan bisnis. Carilah data sebanyak mungkin tentang startup tersebut, seperti:
  • Bagaimana strategi mereka untuk mendapat profit?
  • Sudah sampai tahap pendanaan apa?
  • Bagaimana strategi exit mereka?
Kamu bisa coba mencari data valuasi dan pendanaan startup di situs seperti Crunchbase. Setelah itu, cari tahu angka gaji rata-rata di bidang yang serupa denganmu dalam startup dengan ukuran atau valuasi yang serupa. Dari situ, kamu bisa peroleh besaran angka gaji yang kira-kira bisa kamu harapkan.
Yang penting, kamu harus realistis dan jujur pada diri sendiri. Jika kamu merasa berhak mendapat imbalan lebih tinggi tetapi startup kamu tidak mampu menambah gaji, mintalah keuntungan lain seperti ekuitas atau waktu cuti tambahan. Jika keuntungan tersebut terasa belum mencukupi kebutuhanmu, jangan paksakan diri; kamu bisa pertimbangkan opsi karier lainnya.

Tentukan waktu yang tepat

Jika kamu telah menemukan angka yang memungkinkan, tahap selanjutnya untuk negosiasi gaji adalah mencari waktu yang tepat. Tidak semua startupmenerapkan kenaikan gaji secara rutin seperti yang lumrah ditemukan di perusahaan lain, sehingga kamu sebaiknya proaktif dalam mencari tahu prosedur kenaikan gaji di tempat kerja kamu.
Mencari waktu yang tepat bukan berarti harus menunggu hingga satu atau dua tahun. Ketika menilai karyawan, startup pada umumnya lebih mementingkan performa dibandingkan durasi, sehingga kamu bisa mencoba evaluasi performa kamu sendiri.
Kumpulkan data mengenai bagaimana performa kamu telah meningkat dibanding karyawan lain di posisi serupa, seperti:
  • Berapa banyak pendapatan yang telah kamu bantu raih?
  • Apa saja inovasi sukses yang telah kamu tawarkan untuk perusahaan?
  • Bagaimana cara kamu mendatangkan hasil melampaui target dengan biaya yang sehemat mungkin?
Contoh momen untuk memulai negosiasi gaji adalah ketika startup kamu baru melalui pencapaian tertentu. Jika kamu baru berperan dalam membantu perusahaan mendapat pendanaan atau menyukseskan proyek, itu waktu yang cocok untuk mengajak manajer kamu berdiskusi. Manajer juga manusia, dan mereka tentunya lebih mudah diajak diskusi jika kondisi pekerjaan sedang cemerlang.


Lakukan diskusi secara transparan

Meminta kenaikan gaji melambangkan bahwa kamu berniat melanjutkan hubungan kerja yang makin produktif dengan perusahaan. Karena itu, kamu harus pastikan bahwa kamu dan startup kamu memiliki hubungan yang dua arah. Pada umumnya, startup lebih menghargai transparansi dan kejelasandibanding strategi yang terlalu berkepanjangan. Negosiasi gaji itu lumrah, sehingga kamu tidak perlu merasa tertekan. Jika kamu merasa bisa berkontribusi di atas ekspektasi perusahaan, maka kamu berhak meminta imbalan lebih tinggi. Sampaikan argumen kamu dengan jelas dan dukung dengan data yang telah kamu kumpulkan mengenai performa dan pencapaian kamu.
Jangan anggap negosiasi gaji sebagai “perang” antara kamu dengan atasan. Jika perusahaan merasa kamu telah berkontribusi banyak, manajemen pasti ingin mempertahankan kamu. Perusahaan yang baik pasti berupaya membuat hubungan kerja kalian menguntungkan bagi kamu juga, meskipun mereka belum tentu bisa menyediakan apa yang kamu minta.

Pada akhirnya, ingatlah bahwa tujuan negosiasi seharusnya bukan agar salah satu pihak bisa “menang,” melainkan menemukan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak. Semoga berhasil!
(Diedit oleh Iqbal Kurniawan)

1 komentar:

  1. Thanks infonya. Ngomongin gaji, pernah kepikiran ga sih kalo udah naik gaji gitu kita harus ngapain lagi?
    Ada referensi nih buat temen-temen supaya kenaikan gajinya ga sia2..
    agar kenaikan gaji tak sia sia

    BalasHapus